To HIMA PPLN

To HIMA PPLN

“Saya bangga menjadi mahasiswa STAN”


Menjadi seorang mahasiswa, apalagi di kampus plat merah seperti STAN merupakan suatu kebanggaan, bagaimana tidak, dari ratusan ribu peserta yang mendaftar, tidak lebih dari 4 % yang akan menjadi anggota KM STAN berikutnya. Disamping  itu, lulusan STAN 99% akan bekerja di lingkungan Departemen Keuangan.  Sebagai Kampus  yang memiliki berbagai spesialisasi, tentunya mahasiswa STAN akan bangga terhadap spesialisasinya masing-masing. Para Akunisti misalnya, mereka merasa bangga karena merupakan spesialisasi dengan jumlah mahasiswa/i terbanyak, dengan kata lain mendapatkan predikat HMS terbesar di kampus STAN.  Di samping itu, mereka nantinya bisa bekerja di instansi manapun di lingkungan Departemen Keuangan. Begitu juga dengan mahasiswa spesialisasi Bea & Cukai, mereka bangga karena merupakan spesialisasi favorit di STAN, dimana mahasiswa Bea & Cukai selain menghadapi USM STAN, mereka juga harus mengikuti seleksi fisik. Peminat yang banyak dan yang diterima sedikit membuat mereka harus bersaing dengan ketat selama tes. Tidak jarang peserta USM STAN yang berhak mengikuti seleksi fisik untuk menjadi mahasiswa spesialisasi Bea & Cukai dipindah ke spesialisasi lain karna dinilai tidak mumpuni untuk bekerja di Ditjen Bea & Cukai. Hal itu membuat mereka merasa lebih dibanding spesialisasi lain di kampus STAN. Selain itu, karena jumlah mereka sedikit dan dilatih dengan sistem semi militer, mereka memiliki sesuatu yang membuat mereka solid. Lalu KMBC lah yang memfasilitasi dan menjadi wadah kreatifitas serta kekompakan mereka. Suatu hal yang menarik di kampus Ali Wardhana, bagaimana rasa bangga mahasiswa Pengurusan Piutang Lelang Negara terhadap prodip dan HMS yang dimilikinya?
Layaknya makhluk hidup, STAN merupakan suatu organisme yang terdiri atas bermacam-macam sistem organ, organ, jaringan, sampai sel yang merupakan unit-unit kecil penyusun organisme tersebut. Tanpa sel, tidak akan tercipta jaringan. Tanpa sel, jaringan tidak bisa membentuk organ. Tanpa sel, bermacam-macam organ tidak dapat menggabungkan diri menjadi suatu sistem organ. Tanpa sel pula, sistem organ tidak bisa menjadi organisme. Tanpa unit-unit kecil penyusunnya STAN bukanlah apa-apa.
Spesialisasi PPLN merupakan spesialisasi dengan jumlah mahasiswa paling kecil. Pada tahun 2011, total mahasiswa spesialisasi PPLN “hanya” berjumlah 127 orang yang tersebar di 5 kelas. Berbeda tipis dari spesilisasi PBB dan Bea & Cukai. Tidak seperti PBB yang sering “di” atau “ber” gabung dengan spesialisasi pajak,  atau Bea&Cukai yang cukup “disegani”, spesialisasi PPLN sering dinggap sebagai kaum inferior oleh mahasiswa STAN pada umumnya. Untuk mahasiswa PPLN sendiri, kebanyakan menganggap mereka merupakan kaum minoritas. Tidak jarang unit kecil seperti PPLN dipandang sebelah mata dan tidak hanya sekali unit kecil seperti PPLN di anggap remeh. Tapi seperti sel penyusun organisme, unit kecil seperti PPLN pun tetap melengkapi organisme tepat pada tempatnya dan tepat pada fungsinya.
            Terlepas dari hal itu, saya sebagai mahasiswa PPLN justru merasa bangga menjadi anggota KM STAN di spesialisasi PPLN. Bagaimana tidak, alasan saya berbesar hati, merasa gagah terhadap spesialisasi  ini jelas, karena PPLN memiliki banyak sekali keunggulan yang dapat dibanggakan mahasiswanya. Misalnya, hanya spesialisasi PPLN yang mepelajari dasar-dasar mengelola keuangan dan kekayaan negara yang tidak didapatkan di spesialisasi lain. Selain itu dengan jumlah yang sedikit ini bisa diajadikan kekuatan untuk menjalin dan menjaga kesolidan spesialisasi PPLN. Disamping itu, dengan sedikitnya jumlah mahasiswa, kesempatan untuk tiap-tiap individu mengambil peran dan memaksimalkan potensinya sangat terbuka lebar.
Bangga!! Seharusnya itu yang dirasakan oleh setiap mahasiswa spesialisasi PPLN. Kata “bangga” merupakan kata sifat yang menunjukkan suatu keadaan atau perasaan seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bangga berarti berbesar hati; merasa gagah (karena mempunyai keunggulan). Dari definisi tersebut, dapat ditarik benang merah bahwa sesorang atau kelompok/komunitas akan merasa bangga ketika ia mempunyai  suatu keunggulan dari yang lain, apalagi keunggulan itu diakui oleh orang lain.
Kembali pada pertanyaan di paragraf pertama di atas, yaitu bagaimana rasa bangga mahasiswa Pengurusan Piutang Lelang Negara terhadap prodip dan HMS yang dimilikinya? Pertanyaan tersebut tentu bisa dijawab masing masing individu dengan jawaban yang berbeda. Tidak mungkin jawaban seseorang dapat mengeneralisir perasaan seluruh mahasiswa PPLN. Namun yang perlu ditekankan, meski jawaban tiap individu berbeda, jawaban-jawaban yang mungkin hanya tersimpan didalam hati tadi dapat disatukan atau disamakan.
Bangga!!! Itulah jawaban yang semestinya dijawab oleh seluruh mahasiswa PPLN.
Kata tersebut tentu tidak hanya disimpan didalam hati, apalagi tidak diyakini. Sebab rasa bangga bisa dibuat oleh tangan-tangan tiap individu di spesialisasi PPLN itu sendiri sehingga dengan perbuatannya, tiap individu pun akhirnya mampu merasakan didalam hatinya. Ya,merasakan perasaan bangga. Perasaan bangga terhadap spesialisasi beserta HMS nya. Apalagi??
Karena bangga itu solid. Bangga itu mandiri. Bangga itu kerja keras. Bangga itu tanggung jawab. Bangga itu memiliki jaringan yang luas. Bangga itu senantiasa berharap pada Tuhan. Bangga itu berbagi. Bangga itu peduli. Bangga itu memiliki target yang jelas. Bangga itu mampu merealisasikan visi atau mimpi. Kita merasa bangga karena kita melakukan beberapa hal positif yang telah disebutkan. Karenanya mahasiswa PPLN seharusnya bangga. Jika belum merasa bangga, maka berbanggalah. Banggalah dengan terus bekerja keras, banggalah dengan terus menjaga kekompakan di HIMA PPLN, banggalah dengan memberikan kontribusi pada HIMA PPLN. Rasa bangga merupakan suatu kelebihan yang patut dibanggakan. Disadari atau tidak, rasa bangga merupakan awal dari keunggulan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok/komunitas. Setelah rasa bangga dimiliki, maka keunggulan-keunggulan yang lain pun akan berdatangan sampai akhirnya keunggulan yang dimilki tidak mampu disamakan atau dimiliki oleh orang/komunitas lain.  Sehingga nantinya, bukan hanya mahasiswa spesialisasi PPLN yang bangga pada prodip dan HMS nya. Namun, seluruh unit di STAN pun akan bangga memiliki PPLN.
 Maka tidaklah salah jika judul tulisan ini diatas saya ubah menjadi,  “Saya bangga menjadi Mahasiswa PPLN di STAN.”

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Sante cok, aq neng burimu.

Unknown mengatakan...

exsania.co.cc
exsania.blogspot.com

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan temen-temen